Indonesia Mempertimbangkan Kembali Surat Utang Samurai Bond di Tengah Resesi Jepang, Mencermati Pasar dan Perekonomian Global
KabarKlik.com – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) sedang meninjau kembali kemungkinan penerbitan surat utang Samurai Bond di tengah kondisi resesi ekonomi di Jepang. Hal ini diutarakan oleh Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu, Suminto, dalam konferensi pers APBN KiTA, Kamis (22/2/2024).
Suminto menjelaskan bahwa berbagai perkembangan kebutuhan dan kondisi pasar keuangan di Jepang akan terus dicermati. Kemenkeu akan mempertimbangkan perkembangan perekonomian dan kondisi pasar keuangan di Jepang sebelum memutuskan apakah akan menerbitkan Samurai Bond atau tidak.
Samurai Bond merupakan surat utang yang berdenominasi mata uang yen Jepang. Penerbitan Samurai Bond menjadi salah satu langkah pemerintah dalam mencari alternatif pendanaan.
Sebelumnya, pada Januari 2024, pemerintah telah menarik utang baru sebesar Rp 107,6 triliun yang salah satunya dari penerbitan Surat Berharga Negara (SBN).
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan pemerintah akan terus memantau kinerja ekonomi Jepang, mengingat banyaknya kucuran modal asing langsung dari negara tersebut ke Indonesia. Perekonomian Jepang tercatat minus 0,8% pada kuartal III-2023 dan minus 0,1% di kuartal IV-2023.
Pelemahan ekonomi Jepang diperkirakan akan terus berlanjut hingga 2024, dengan IMF memprediksi ekonomi Jepang hanya akan tumbuh 0,9%. Tidak hanya Jepang, Inggris juga mengalami resesi dan menjadi perhatian pemerintah saat ini. Di kuartal III-2023, ekonomi Inggris tercatat minus 0,1% dan di kuartal IV-2023 minus 0,3%.
“Kita berharap bahwa kontraksi di Jepang dan Inggris bersifat sementara, namun tetap kita akan lihat bagaimana situasi di 2024 ini,” ujar Suahasil.