KabarKlik.com – Protes besar-besaran telah mengguncang kampus-kampus di Amerika Serikat, menyoroti ketegangan atas konflik Israel-Palestina.
Para mahasiswa berkumpul di jalan-jalan dan halaman kampus, menuntut diakhirinya korban sipil di Gaza. Protes menyebar ke beberapa universitas ternama, termasuk Columbia, MIT, dan Universitas Michigan.
Aksi protes memicu penangkapan massal dan kebuntuan dengan polisi, meningkatkan kekhawatiran tentang pembungkaman kebebasan berekspresi. Rektor Universitas Columbia mengecam bahasa anti-Semit yang digunakan dalam protes, sementara direktur Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) mengkritik penggunaan kekuatan polisi.
Presiden Biden mengutuk ujaran kebencian dan menyerukan ekspresi damai. Ia menekankan pentingnya kebebasan berpendapat di kampus-kampus sambil mengutuk kekerasan.
Menurut laporan, sikap AS terhadap Israel telah berubah, dengan pemerintah Biden menekan untuk mengakhiri korban sipil. Namun, Biden juga menyetujui bantuan militer miliaran dolar untuk Israel.
Protes mahasiswa AS bukan hal baru dalam menentang kebijakan luar negeri AS. Insiden penting pada tahun 1970 menunjukkan kekuatan protes mahasiswa, yang berujung pada kematian empat mahasiswa.
Saat ini, korban tewas di Gaza mencapai lebih dari 34.000 orang, dengan anak-anak dan wanita sebagai korban terbanyak.
