Berita BANTENPandeglangSOSIAL
Trending

Pandeglang Kabupaten paling rawan terkena ancaman paham radikal dan Terorisme

Pandeglang, Banten – Provinsi Banten, khususnya daerah Pandeglang, sedang menghadapi ancaman serius terkait radikalisasi dan terorisme. Menurut informasi terbaru, Banten menempati posisi kedua setelah Aceh dalam hal potensi gerakan radikal dan terorisme di Indonesia.

Dalam sebuah diskusi yang diadakan hari ini, diketahui bahwa Banten sudah masuk dalam kategori zona berbahaya untuk aktivitas terorisme. Fakta ini menggarisbawahi tingkat ancaman yang signifikan di wilayah ini, dengan potensi yang sangat tinggi dalam hal radikalisasi.

Beberapa kejadian terorisme yang mengemuka mencakup penusukan terhadap Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto di Menes, Pandeglang, serta peledakan Hotel JW Marriott di Jakarta. Penusukan Wiranto yang dilakukan dengan mengucapkan “Bismillahirrahmanirrahim” menunjukkan adanya keterkaitan dengan radikalisasi. Selain itu, peledakan Hotel JW Marriott melibatkan individu dari Menes, menambah daftar panjang serangan teror yang berdampak pada keamanan nasional.

Dalam diskusi tersebut, juga dibahas peran kelompok pelajar dan anak muda yang terlibat dalam mendukung gerakan radikal. Diharapkan, langkah-langkah preventif dapat diambil untuk mengatasi masalah ini, mengingat besarnya potensi ancaman di Banten.

Oleh karena itu, masyarakat diharapkan lebih waspada dan bekerjasama dengan aparat keamanan untuk menjaga keamanan dan mencegah penyebaran ideologi radikal yang dapat mengancam kedamaian di wilayah ini.

Dalam acara diskusi yang diadakan di Pandeglang, berbagai pandangan mengenai radikalisme dan terorisme dibahas secara mendalam. Diskusi ini dihadiri oleh Pak Irhan dari MusiK Pandeglang dan beberapa pembicara ahli.

Radikalisme, menurut Kikanawang Wulan dalam bukunya, didefinisikan sebagai perbuatan kasar yang bertentangan dengan norma dan nilai sosial. Perbuatan ini dianggap radikal jika melanggar norma dan nilai sosial yang ada. Sebagai contoh, ucapan yang dianggap kasar atau melanggar norma sosial di suatu tempat mungkin tidak dianggap radikal di tempat lain. Hal ini menekankan pentingnya konteks dalam penilaian radikalisme.

Sahlito Wirawan, seorang profesor sosiologi dan psikologi yang telah meninggal, menjelaskan bahwa radikalisme juga bisa berarti perasaan membenarkan diri sendiri dan bersikeras mempertahankan keyakinan pribadi tanpa memperhatikan pandangan orang lain. Ia menyebutkan bahwa radikalisme dapat terjadi ketika seseorang merasa paling benar dalam pandangannya dan akan membela keyakinannya tersebut secara mati-matian, meskipun mungkin pandangan tersebut tidak diterima oleh orang lain.

Dalam konteks keagamaan, seperti yang dijelaskan oleh Said Akil Sirat, radikalisme muncul ketika seseorang mengklaim bahwa pemahaman keagamaannya adalah yang paling benar dan menganggap pemahaman orang lain salah. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya konflik dan intoleransi.

Ali Mudhafir, seorang tokoh pesantren, menambahkan bahwa dalam filsafat, berpikir secara radikal berarti menggali ide sampai ke akar-akarnya. Namun, penting untuk membedakan antara radikalisme dalam konteks filsafat dan dalam konteks sosial atau keagamaan, di mana radikalisme sering kali dianggap negatif.

Dalam hal terorisme, penting untuk memahami bahwa definisi terorisme di Indonesia mengacu pada undang-undang yang mencakup tindakan kekerasan yang dilakukan dengan tujuan mengubah sesuatu secara cepat. Tindakan seperti pembelian bahan-bahan yang tidak biasa, seperti garam dalam jumlah besar, dapat dicurigai sebagai kegiatan teroris jika tidak dapat dijelaskan secara logis.

Diskusi ini juga menggarisbawahi bahwa pemahaman yang salah mengenai ajaran agama, seperti perbedaan dalam cara makan atau ritual tertentu, dapat memicu konflik dan radikalisme. Penting untuk memiliki pemahaman yang benar dan tidak menyimpulkan bahwa perbedaan dalam praktik keagamaan adalah bentuk kekafiran.

Melalui acara ini, diharapkan masyarakat Pandeglang dapat lebih memahami dan menangani isu radikalisme dan terorisme dengan lebih bijak dan kontekstual. Radikalisme dan terorisme sering kali dipandang sebagai sesuatu yang berhubungan dengan ajaran agama tertentu. Namun, klaim ini diperdebatkan oleh sejumlah pakar yang menekankan bahwa terorisme tidak berkaitan dengan ajaran agama manapun, termasuk Islam. Dalam konteks ini, banyak yang menunjukkan bahwa tindakan radikal dan terorisme sering kali merupakan manipulasi terhadap ajaran agama dan tidak mencerminkan esensi dari ajaran tersebut.

Sebagai contoh, banyak pelaku terorisme yang mengatasnamakan agama dalam aksinya, padahal ajaran Islam sendiri tidak pernah mengajarkan kekerasan. Ada kekeliruan besar dalam menganggap takbir (ucapan “Allahu Akbar”) sebagai indikator iman seseorang. Beberapa pelaku terorisme menganggap takbir sebagai legitimasi untuk kekerasan, padahal ini merupakan penyimpangan dari ajaran Islam yang sebenarnya.

Lebih lanjut, dalam konteks Indonesia, ada penekanan bahwa pelaku terorisme tidak selalu beragama Islam. Kasus-kasus terorisme yang melibatkan orang Kristen atau penganut agama lain juga terjadi. Di luar negeri pun, pelaku terorisme sering kali tidak hanya berasal dari komunitas Muslim. Ini menegaskan bahwa radikalisme dan terorisme adalah masalah global yang tidak memandang agama, suku, atau bangsa.

Para ahli juga memperingatkan tentang bahaya pemahaman radikal yang bisa mengakibatkan tindakan intoleran, termasuk menghalalkan kekerasan terhadap orang yang dianggap kafir, termasuk keluarga sendiri. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk mendapatkan pemahaman agama yang benar dari sumber yang terpercaya dan diakui, seperti dari MUI atau Kementerian Agama, guna menghindari penyimpangan ajaran yang dapat mengarah pada radikalisme dan terorisme.

Akhirnya, pencegahan radikalisme memerlukan pendidikan agama yang baik dan pemahaman yang benar tentang ajaran agama. Upaya untuk menanggulangi radikalisme harus melibatkan semua pihak dan berfokus pada penyebaran ajaran agama yang damai dan benar.

Related Articles

Back to top button
Ads Blocker Image Powered by Code Help Pro

Ads Blocker Detected!!!

We have detected that you are using extensions to block ads. Please support us by disabling these ads blocker.

Powered By
100% Free SEO Tools - Tool Kits PRO