KabarKlik.com – Direktur Bina Standarisasi Kompetensi dan Program Pelatihan Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker), Moh. Amir Syarifuddin, memaparkan strategi pengembangan tenaga kerja terampil di industri pangan. Amir menjelaskan bahwa dukungan Kemenaker terhadap sektor pertanian meliputi penyediaan platform SIAPKerja pada Program Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) untuk kategori pertanian, kehutanan, dan perikanan. Hal ini disampaikannya dalam keterangan di Jakarta, Selasa.
Selain SIAPKerja, Kemenaker juga menyediakan program dan materi pelatihan dengan kejuruan pertanian, platform terkait Balai Latihan Kerja (BLK) dan Lembaga Pelatihan Kerja (LPK), serta informasi lowongan pekerjaan. Amir juga mempresentasikan data program pelatihan dan skema sertifikasi kompetensi pada sektor pertanian dalam bentuk tabel, mencakup tiga puluh judul program dari Kemenaker dan tiga belas judul program dari Kementerian Pertanian (Kementan).
Duta Petani Milenial Graha Abadi Pasaman turut memberikan pandangannya, menjelaskan metode *smart farming* untuk meningkatkan efisiensi sumber daya alam dan manusia dengan memanfaatkan mesin pertanian dan teknologi. Menurutnya, kunci *smart farming* adalah data terukur berdasarkan sensor di lahan pertanian. Ia juga menyoroti pentingnya pendampingan, sarana, transformasi rakyat, konsolidasi pemangku kebijakan, dan inovasi teknologi untuk menarik Gen-Z ke bidang pertanian.
Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Pertanian, Devi Erna Rachmawati, memaparkan strategi membangun kewirausahaan dan ekosistem perusahaan rintisan di industri pangan. Erna menunjuk tiga penyebab penurunan hasil pertanian: penggunaan pupuk dan pestisida kimia yang merusak tanah, pH tanah asam, dan perubahan iklim drastis. Sebagai solusi, ia menyarankan pembenahan tanah, penggunaan pupuk teknologi nano, dan nutrisi untuk meningkatkan imunitas tanaman, serta strategi pestisida organik.
