
KabarKlik.com – Pencegahan radikalisme dan terorisme menjadi perhatian utama di Provinsi Banten. Ketua Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) Banten, KH. Amas Tajudin, menegaskan pentingnya peran masyarakat dalam upaya preventif untuk menangkal paham radikal yang meresahkan.
Menurut KH. Amas, Banten menghadapi tantangan besar, dengan penelitian BNPT RI menunjukkan bahwa provinsi ini menempati urutan kedua sebagai lokasi penempatan radikalisme di Indonesia. Bahkan, Kota Serang dinyatakan sebagai daerah utama pemasok sumber daya radikalisme, sementara Kota Cilegon masuk dalam daftar daerah potensial untuk serangan terhadap objek vital.
“Kita harus meningkatkan wawasan kebangsaan, mempertahankan NKRI, dan mencegah radikalisme serta perubahan ideologi Pancasila menjadi khilafah,” ujar KH. Amas dalam sebuah forum diskusi.
Mantan Anggota Kelompok Radikal Bagikan Pengalaman
Irhan Nugraha, Ketua Yayasan Banten Peduli Umat sekaligus mitra deradikalisasi nasional, memaparkan pengalamannya sebagai mantan anggota kelompok radikal. Ia mengungkapkan bahwa kelompok seperti ISIS menggunakan berbagai metode, baik offline melalui buku dan kajian, maupun online yang lebih efektif dalam menjangkau banyak orang.
“ISIS menawarkan gaji tinggi dan menjanjikan kehidupan yang sesuai syariat Islam. Namun, realitasnya berbeda. Saya akhirnya ditangkap oleh Densus 88 dan menjalani hukuman di Nusakambangan,” ungkap Irhan.
Ia juga menyoroti bagaimana doktrin radikalisme menggunakan konsep Al Wala Wal Bara yang memecah manusia menjadi golongan yang dicintai, dimusuhi, atau dicintai dan dibenci sekaligus. Menurutnya, ideologi ini menjadi faktor utama yang mendorong radikalisme.
Penguatan Wawasan Kebangsaan sebagai Benteng Ideologi
Pengamat Sosial Hukum Keluarga dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Lubna Rahma Prabandana, menekankan pentingnya penguatan wawasan kebangsaan untuk mencegah penyebaran paham radikal. Menurutnya, pendidikan sejak dini dan pemahaman tentang dampak radikalisme harus ditanamkan pada anak-anak.
“Pancasila harus menjadi pedoman dalam kehidupan berbangsa. Selain itu, generasi muda perlu memiliki benteng moral yang kuat dalam menghadapi arus informasi global yang merusak,” ujar Lubna. Ia juga menambahkan bahwa kesadaran akan nilai-nilai kebangsaan menjadi krusial untuk menjaga stabilitas masyarakat.
Dengan berbagai tantangan yang dihadapi, kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan pemangku kepentingan sangat diperlukan untuk menangkal radikalisme dan terorisme di Banten. Upaya kolektif ini diharapkan mampu menjaga kedamaian dan keutuhan bangsa.